Apa kamu ingat saat pertama kita bertemu? Bukan - bukan, bukan itu yang
seharusnya aku tanyakan. Kalau aku menanyakan itu , rasanya aneh. Pertanyaan
itu seharusnya hanya untuk dua orang yang udah lama ngga ketemu atau sedang
ingin menceritakan masa - masa indah mereka. Lalu aku harus menanyakan apa? Dari
pada bertanya, lebih baik aku menceritakan tentang aku sendiri. Tentang
bagaimana aku mengenalmu, tentang bagaimana aku mulai mengagumimu, dan
bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu .
. . *eh
Pagi itu, seperti biasa aku berangkat ke kampus dengan mata setengah
tertutup karena mengantuk. Ternyata mandi 30 menit belum cukup untuk
menghilangkan ngantukku. Aku mandi 30 menit? Aku cowok normal dan cowok normal ngga
mandi selama itu. Mungkin, 5 menit cukup. Ya, aku mandi 5 menit dan itu tidak
membuat ngantuk dimukaku menghilang. Jelas.
Tiba dikampus, aku parkirkan sepeda motor kesayanganku di parkiran yang
tidak aku sayangi. Kenapa setiap aku parkir, selalu saja susah mendapat tempat
yang kosong? Padahal mandiku hanya 5 menit. Apa salahku? Apa bangun tidurku
yang salah? Aku selalu bangun jam 6.55 dan kuliah pagi masuk jam 7. Aku kunci
motorku. Sebelumnya kalian harus tahu, aku tidak pernah tidak mengunci motorku
di parkiran kampus. Hebat ya? hehe. Seperti biasa, sebelum aku turun aku slalu
berkaca pada spion kanan motorku. Penampilan buat anak cowok itu penting.
Apalagi cowok sepertiku. Uda jelek, sadar diri dikitlah. Selesai berkaca, aku
berputar badan dan . . . . . aku terdiam,
aku melongo dan kenapa dunia sepertinya berhenti. Kenapa? Ada apa? Bukan soal
tukang parkir kampus yang ganteng bukan! Ini soal cewek yang belom pernah aku
lihat lewat di depanku. (backsaound :lyla - Magic & efek angin sedikit
mengarah padanya). Siapa dia? Kenapa ada cewek seperti dia di kampus ini?
Senyumnya, belom pernah aku lihat? Gila, padahal dia hanya tersenyum, itu juga
bukan untukku tapi mengapa aku terpikat? Kenapa aku ini? Kenapa aku diam saja?
dan dia hanya berlalu begitu saja? Siapa dia? *tanyaku dalam hati.
"Hey ka . . . " Sapaan dari seseorang menyadarkanku. Aku
tengok kanan – kiri ternyata candra.
Langsung aku samperin si Candra dan menanyakan sesuatu . . .
"Kamu kenal cewek itu? Cewek berjilbab orange. Dan sepertinya tadi
dia memakai motor itu . . .?" *aku menunjuk cewek itu lalu menunjuk
motornya
"Kenal, itu temen SMAku mas. Namanya Citra. kenapa mas?
"Citra? Yaudah makasih ya." Lalu, aku berlari ke kelas.
". . ."
Di kelas, aku masih saja memikirkanya sambil senyum - senyum sendiri
dan menggigit - gigit jari jempol teman sebangku sampai penuh air liur dan
anehnya temenku biasa aja. Yang paling aku ingat dari Citra adalah senyumnya
dan rok cungkrangnya itu. Siapa dia? Kenapa aku tidak pernah melihatnya? Aku
ambil handphone di tas, aku ketik namanya di search FB. Nihil. Aku search lagi
namanya di twitter, nihil juga. Kenapa nihil semua? Apa dia cewek dari luar
angkasa yang tidak tahu apa itu FB dan twitter. Apa dia slalu berkomunikasi
memakai kentongan? Aneh . . .
Citra itu semester 4. Kenapa aku ngga tanyakan aja dia sama anak - anak
semester 4. Kembali aku ambil handphone. Kali ini handphone dari saku temen
sebangku. pulsaku abis hehe. Aku sms si Candra, dan menanyakan contekan. Ya
ampun, kenapa contekan? Aku harusnya menanyakan soal kamu. Tidak lama, akhirnya
si Candra kasih info soal kamu dan itu sangat membantu.
Akhirnya, ketemu juga FB dan Twitter kamu. Ternyata kamu bukan maklhuk
dari luar angkasa haha. Aku lihat
sebentar profil kamu buat menyakinkan kalau itu bener – bener akun kamu. Puas Kepo, lalu aku “add friends”
dan aku follow twitter kamu dan tidak lupa mention “follback ya . . .”
Selang beberapa hari, ada pemberitahuan kalau ajakan pertemanan aku
diterima kamu. Itu sangat menyenangkan.
Ngga sabar, karna penasaran sungguh sangat menyiksa waktu itu aku putusan
untuk mengirimu pesan via FB. Dan sepertiny aku ingat pesan pertamaku ke kamu.
“Hey” hanya itu.
Singkat cerita, kita mulai ngobrol meski saat itu hanya via pesan di
FB. Dari situ juga aku dapat nomer hape kamu. Sampai akhirnya obrolan kita
pindah ke What’s up dan SMS. Semakin hari, semakin aku mengenalmu. Meski tidak
sepenuhnya. Lalu bagaimana si kamu di
mata aku? Dan bagaimana kita bisa saling mengenal sampai sekarang. Suatu malam,
aku yang terbiasa begadang karna pengaruh buah dang –dang yang aku makan di
pulau sambody. Aku menulis sedikit tentang kamu di twitterku. Mau tau? Bekicot
. . . .
Sms'an tiap hari tapi ngga berani
ketemu. Aku dan kamu :D
Kuliah? Selain pura - pura belajar,
berharap ketemu kamu.
Aku mengenalmu dengan cara
menanyakan namamu ke teman seangkatmu dikampus.
Dan aku mulai mengagumimu diam -
diam. Semakin hari semakin aku tau tentang kamu
Jejaring sosial? FB, Twitter? Tentu
sangat membantuku untuk lebih mengenalmu.
Kepo? Itu caraku mengenalmu...
Foto di jejaring sosial? Tentu
sangat menyenangkan bisa melihat senyumu...
Facebook atau twitter dulu? Yang
aku ingat perkenalan kita berawal dari sebuah obrolan di facebook.
"Hey..." Begitu awal aku menyapamu.
Obrolan yang sangat panjang. Bahkan
aku harus membaca berkali - kali sebelum menjawabnya.
Kata kamu, siapapun yang ngobrol
sama kamu di pesan text bakalan min matanya. Dana aku bilang, siapun yang baca
obrolanku bakal struk :D
Obrolan kita sepertinya terlalu
jauh dari kesiapan kita untuk bertemu satu sama lain. Kamu malu, aku juga :D
Kata orang, malu bisa membawa
kerugian. Aku malu ketemu kamu. Trus ruginya apa ya? Hehe
Misal aku suka kamu. Tapi aku malu
untuk bertemu. Malu jadi wajar karna aku ketemu kamu yang aku
suka.
Malu? Mau ngga mau harus dilawan.
Demi dapetin kamu :)
Kalo rasa malu itu hilang, maka
kamu berpeluang besar untuk mendapatkan dia.
Aku ma(l)u ketemu kamu ..
Ingat kejadian mie goreng itu? Apa
aku salah marah? Apa aku salah memintamu menghargaiku? Aneh. Siapa aku. :D
Harusnya, lampu depan kostmu bisa
menerangi muka lucumu. Tapi pohon menggelapkanya :D
Berapa kali kita papasan dikampus?
Mungkin satu, atau dua. Ngga lebih dari tiga. Lalu apa? Aku dan kamu sengaja
melihat arah lain :D
Sial! Siapa yang memulai duluan?
Kamu mulai iseng ngerjain motorku di parkiran kampus.
Mulai dari kertas bertulisakan
"dijual motor ..." sampai rem tangan yang diikat dengan tali rafia. Haha.
Aku masih belom puas!
Sial! Aku harus membersihkan jok
motor yang penuh dengan lem kertas dan tumbuhan berdaun pahit!
Sepahit mukamu
pastinya. Haha
Sekarang apa? Masih saja bertahan
dengan obrolan dari sebuah social media? Ngga mau lebih? Mau mau mau :D
Dasar kamu itu ya ...
Pastinya aku akan mengingat
ekspresi muka anehmu setiap papasan dikampus! Sangat menggelikan. . . :D
Dan aku tau, ini baru beberapa
langkah kedepan untuk lebih mengenalmu. Jalanan itu tak slalu mulus. Apalagi di
musim hujan :D
Antara baik dan tidak.
Presentasinya sangat mengecewakan. Tidak untukku dimata teman - temanmu :(
Mereka tidak salah dan aku juga
tidak sepenuhnya benar. Seperti kata ibu kamu, jangan pernah jujur dan percaya
orang 100%
Oh ya, kamu baik. Selain perhatian
kamu slalu menawariku bantuan. Kamu uda kayak anggota sars dan aku sebagai
korban yang hampir tenggelam.
Kamu juga paling suka ngeledekin
aku sama cewe lain. Padahal aku slalu berharap orang lain yang ngledekin kita.
Kita? Haha :D
Terlalu singkat untuk bilang...
Tapi kenyataanya emang gitu. Dari sebuah perkenalan yang singkat terciptalah
sebuah rasa. Aneh. Memang.
Kamu diam? Aneh rasanya... Hanya
beberapa jam. Belom juga sehari. Tapi tetap aneh rasanya...
Magrib? Kemu slalu bilang "met
diSHOLATin..." *Persis. Dikiranya aku uda mau dikubur kali ya. Pake di
sholatin sgala.
Slalu saja ada cerita konyol
darimu! Setiap hari dan tentunya itu yang slalu aku tunggu :D
Last. Kamu slalu maksa aku tidor!
Kamu bukan tukang hipnotis. Mau ngitung sampe 100pun, kalo aku belom ngantuk ya
belom bisa tidor.
Masih banyak si, tapi lebih baik
aku tidor dan cepat - cepat bangun untuk bilang "selamat pagi..." Ke
kamu. Haha sebuah tindakan konyol!
Seperti itu, tweetku tentang dia di
malam itu. Entah apa maksudnya. Hehe. Sepertinya . . . eeee . . . *mikir. Kalau kata bara di film “Radio Galu FM” FIX GUE
JATUH CINTA !
Bersambung . . .
Bersambung . . .
0 komentar:
Posting Komentar